PAPPRI JATIM Gelar Lomba Vokal Anak “Indonesia Satu” 2019, Musisi Era 80-90 an Beri Apresiasi

Pena Infotainment – 37 peserta usia anak-anak dari berbagai daerah mengikuti lomba vokal anak Indonesia Satu yang diselenggarakan oleh DPD Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu Republik Indonesia (PAPPRI) Jawa timur.

Lomba yang diinisiasi oleh Ketua DPD PAPPRI Jatim Sastra Haridjanto itu digelar di Kantor DPD PAPPRI Jatim di Jalan Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Minggu (17/11).

Ditemui ditengah-tengah lomba vokal anak Indonesia Satu, Hari sapaan akrab Ketua DPD PAPPRI Jatim mengatakan jika tujuan diadakan lomba vokal anak inj adalah untuk merangsang generasi muda untuk mencintai bangsa dan negara.

Hal itu karena saat ini jarang sekali ada generasi muda yang mencintai musik dan budaya bangsa Indonesia.

“Saat ini seperti kita ketahui bersama, anak-anak kita digempur dengan budaya asing, tak terkecuali dalam bidang musik. Untuk itu event ini kami selenggarakan agar anak-anak kita yang merupakan generasi penerus bangsa dapat mencintai budayanya sendiri, terutama dalam hal kesenian dan kebudayaan,” kata Hari.

Selain itu, dengan lomba vokal anak ini , Hari berharap musisi tanah air dapat terketuk hatinya untuk berpartisipasi memajukan kesenian dan kebudayaan bangsa Indonesia, khususnya di bidang musik dengan menghasilkan karya musik yang dapat dinikmati dan digemari anak-anak.

“Melalui kegiatan ini semoga ada musisi Indonesia yanh terketuk hatinya untuk menciptakan karya musik bagi anak-anak. Karena saat ini anak-anak Indonesia tidak memiliki musik yang sesuai dengan usia mereka. Saat ini sudah jarang kita temui pencipta lagu seperti Ibu Sud, Pak Kasur, yang menciptakan lagu khusus untuk usia anak-anak, dan tentunya mengandung unsur nilai-nilai kebangsaan,” terang Hari.

Ditempat sama, Yan Roesly salah satu musisi yang juga hadir dalam lomba vokal anak Indonesia Satu itu menyampaikan apresiasi yang setinggi-tinginya kepada Ketua DPD PAPPRI Jatim.

Menurutnya memang dibutuhkan sosok yang nasionalis dan idealis untuk membangkitkan lagi kesenian musik di kalangan anak-anak.

“Apresiasi setinggi-tingginya kepada pak Hari yang telah membuat gebrakan baru di panggung musik anak-anak. Karena PAPPRI Jakarta pun belum tentu bisa atau mau menggelar event semacam ini, karena bukan rahasia umum lagi, event ini kan jauh dari kata keuntungan, yang ada malah peneyelenggara harus merogoh kocek pribadi untuk event semacam ini, tapi manfaatnya tentu sangat baik bagi dunia musik anak-anak yang semakin tenggelam,” kata pria yang juga penata musik di era 90an itu.

Yan menambahkan, di era saat ini memang banyak festival musik anak-anak, tapi sayangnya dalam festival itu anak-anak “dipaksa” menyanyikan lagu dewasa, yang seharusnya belum pantas dibawakan oleh anak-anak.

Hal itu karena anak-anak jaman sekarang kehilangan sosok idola musisi atau pencipta lagu yang bisa mereka jadikan panutan atau idola.

Anak-anak sekarang malah lebih menyukai musik K-Pop, band dewas seperti Noah dan sebagainya.

“Maka dari itu event ini merupakan perangsang bagi musisi Indonesia untuk lebih peduli lagi dengan musik anak-anak. Jangan hanya memburu materi saja, melainkan mari kita pikirkan masa depan anak-anak kita. Apa kita tidak merasa miris melihat anak-anak menyanyikan lagu K-Pop, menyanyikan lagu Noah yang penuh unsur percintaan, kan usia mereka belum pantas menyanyikan lagu-lagu tersebut,” jelas Yan.

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button