BMKG : Gempa di Maluku Utara Akibat Penyesaran dalam Lempeng Laut

Pena Indonesia.co.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan gempa magnitudo 7,1 di Jailolo, Maluku Utara, Kamis (14/11) pukul 23.17 WIB, disebabkan adanya penyesaran dalam Lempeng Laut Maluku.
Kepala Pusat BMKG Dwikorita Karnawati saat jumpa pers di Kantor BMKG, Jakarta, Jumat (15/11). menyatakan, “Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Ini akibat adanya deformasi atau penyesaran dalam Lempeng Laut Maluku,” kata Dwikorita.
Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust Fault).
Berdasarkan monitoring muka air laut melalui alat monitor, adanya gejala perubahan air laut di Ternate sekitar 6 sentimeter, Pantai Jailolo sekitar 9 sentimeter, dan Pantai Bitung sekitar 10 sentimeter.
“Namun setelah kami pantau selama dua jam tidak terjadi lagi gejala atau kenaikan muka air laut, maka peringatan dini tsunami ini dinyatakan berakhir pada Jumat pukul 01.45 WIB,” ujarnya.
Sementara Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono mengingatkan masyarakat agar tetap tenang, dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Warga agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” kata Rahmat.